Sabtu, 11 Juli 2020

4.5 Ciri-ciri dan kelemahan desain grafis berbasis bitmap


Ciri-ciri grafis bitmap:

  1. Grafis bitmap sangat bergantung pada resolusi. Ini artinya, saat gambar yang tercipta dilakukan perbesaran atau pengecilan melebihi batas resolusinya, gambar menjadi kurang terlihat jelas. Batasan-batasan gambar menjadi blur, bahkan akan tampak seperti kotak-kotak kecil yang menyambung.
  2. Ukuran file lebih besar, tergantung dari resolusinya. Semakin tinggi resolusi yang digunakan, semakin besar ukuran filenya. Ciri khas dari grafis bitmap yang satu ini memang cukup riskan, terlebih jika kapasitas komputer yang Anda miliki tidak begitu besar. Saat hendak mengirim melalui email pun, biasanya juga akan terkendala dengan resolusi yang tinggi.
  3. Gambar dapat disimpan dengan format TIFF, PNG, BMP, dan GIF.
  4. Gradasi warna lebih nyata.
  5. Kualitas gambar ditentukan dari banyaknya pixel yang membentuknya.

Kelemahan grafis bitmap :
  • Ketika memberi efek pada objek gambar bitmap dan mencetaknya, gambar akan menjadi pecah serta detailnya akan berkurang jika mencetaknya dengan resolusi yang lebih rendah.
  • Objek gambar bitmap sangat bermasalah saat dirubah ukurannya, terutama saat gambar di perbesar dan gambar akan menjadi pecah.
  •  Ukuran file grafis bitmap relatif besar







4.4 Pengertian intensitas dalam dunia desain grafis


Pengertian Intensitas adalah jumlah warna yang ada pada sebuah gambar. Intensitas bisa disebut juga dengan kedalaman warna suatu gambar. Pixel dengan intensitas pun saling terkait, dimana kumpulan pixel yang beragam warna akan mampu membentuk suatu pola pada gambar.
Pengertian piksel atau pixel adalah unsur gambar yang berupa titik kecil yang dihitung per-inch. Sebenarnya dalam sebuah gambar yang ada pada layar hp kita atau layar laptop itu merupakan sebuah kumpulan dari ribuan titik-titik atau yang disebut juga dengan dotted.

Dan pada setiap titik-titik tersebut mempunyai warna tertentu sehingga menjadikan layar kita membentuk sebuah gambar yang berwarna. Pixel dalam sebuah gambar selain memiliki fungsi untuk membentuk sebuah grafis juga mempengaruhi kualitas warna dari jumlah warna yang dimiliki.
Intensitas gambar mempunyai beberapa jenis warna, yaitu 256 warna (High Color), 16 juta warna (True Color), gradasi abu abu (Grayscale), dan hitam putih (Black & White).



4.3 Pengertian warna primer dan sekunder

Pengertian Warna


Warna merupakan spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan oleh panjang gelombang  dari cahaya tersebut. Contoh misalnya, warna biru memiliki panjang gelombang sekitar 460 nanometer. Sementara panjang gelombang warna yang mampu ditangkap oleh mata manusia diantara 380 hingga 780 nanometer.

1. Warna Primer

Warna Primer merupakan warna pokok atau warna dasar. Jadi, warna primer ialah warna yang menjadi fondasi dari warna lain. Jika dalam kehidupan manusia, sama dengan kebutuhan pokok manusia seperti makan dan minum. Yang mana jika manusia tidak makan dan minum, maka kehidupan manusia, akan berakhir alias mati. Begitu pula dengan warna primer. Tanpa adanya warna kategori ini, maka tidak akan ada warna-warna yang lain. Artinya semua warna, pada hakikatnya merupakan turunan dari percampuran ketiga warna primer ini (Merah, Kuning, Biru).
Karena inilah seorang pelukis, dengan menggunakan 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru, bisa menghasilkan ribuan bahkan tak terhingga jumlah warna pada lukisannya. Karena warna yang begitu kaya dari setiap coretan di kanvasnya, merupakan hasil  pencampuran dari ketiga warna pokok. Secara teknis, asal usul warna primer tidak sama dengan warna sekunder, tidak bisa dibuat  berdasarkan campuran warna lain. Warna primer adalah warna induk. Warna yang murni berdiri sendiri tanpa campuran warna lain.


2. Warna Sekunder

Warna ini disebut dengan istilah warna kedua, yang artinya yaitu warna yang berasal dari pencampuran dua warna primer. Misalnya warna merah jika dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi warna orange. Merah dengan kuning adalah warna primer jika kedua warna tersebut dicampurkan maka akan menjadi warna hijau, warna hijau ini disebut dengan warna sekunder.
Warna ini disebut dengan istilah warna kedua, yang artinya yaitu warna yang berasal dari pencampuran dua warna primer. Misalnya warna merah jika dicampur dengan warna kuning maka akan menjadi warna orange. Merah dengan kuning adalah warna primer jika kedua warna tersebut dicampurkan maka akan menjadi warna hijau, warna hijau ini disebut dengan warna sekunder.
Gambar diatas menjelaskan, jika kita mencampurkan warna kuning dan merah namun dengan memperbanyak warna kuningnya, maka akan menghasilkan warna orange kekuning-kuningan. begitu pula dengan warna lainnya, seperti ungu kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan dsb.




4.2 Pengertian garis, bentuk dan titik


1. TITIK

Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep tidak tampak, misalnya terdapat pada pertemuan dua garis (ujung dan pangkal garis). Lanjutnya, ciri umum dari sebuah titik yaitu tidak memiliki panjang dan lebar, tidak mengambil ruang yang besar, berukuran kecil dan memiliki raut yang sederhana. Bentuk umum dari titik adalah bulatan (lingkaran) sederhana yang tidak bersudut tanpa arah.
Fungsi titik adalah menjadi fokus dari suatu tampilan visual, dan dapat menarik perhatian pengamat terkait informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah karya.

2. GARIS

Garis merupakan perluasan dari titik. Yang berarti, garis adalah bagian dari jalur yang dibuat oleh gerakan dari titik yang dicatat secara grafis. Secaar otomatis, sebuah garis mampu membimbing mata bergerak dari satu bagian ke bagian yang lain. Dan gambaran yang terbentuk tersebut merupakan gambaran desain yang terbentuk dalam otak.
Sebuah garis yang sederhana mampu menggambarkan suatu arah dan membagi ruang serta mendeskripsikan sebuah objek lewat kerangka yang terbentuk dari garis. Ciri dari garis adalah memiliki panjang tanpa lebar (lebar tidak menonjol), mempunyai kedudukan dan arah, kedua ujung garis berupa titik dan merupakan batas sebuah bidang.
Garis dapat dibedakan menjadi :
  1. Garis Kontur, yaitu garis yang melukiskan bagian tepi suatu bentuk yang memisahkan setiap volume atau area sekitarnya. Garis kontur yang sederhana umumnya tidak bervariasi dari segi ketebalan, tidak memiliki gradasi gelap-terang ataupun bayangan. Sedangkan garis kontur yang ekspresif akan mengajak mata audien menerima garis tersebut sebagai sebuah bentuk, karena dibentuk dengan variasi tebal-tipis serta memiliki detail.
  2. Garis Kaligrafis, terjadi jika keindahan garis menjadi aspek utama bagi keindahan gambar. Garis ini menunjukkan karakter pribadi yang menggambarnya. Garis kaligrafi lebih ekspresif, kebanyakan garis kaligrafi juga memiliki gradasi ketebalan dan gelap terang.

Beberapa Bentuk Dari Garis :

  • Garis Lurus, bisa berupa garis vertical, horizontal, diagonal, patah-patah ataupun tak beraturan.
  • Garis Lengkung, berupa garis lengkung teratur dan tak beraturan.
  • Garis Kombinasi, merupakan gabungan antara garis lurus dan garis lengkung.
  • Garis mampu menunjukkan karakter, dan karakter dari garis tersebut ditentukan oleh presepsi dari audien selaku pengamat desain tersebut. Persepsi terhadap garis ditentukan lewat faktor perbandingan panjang dan ketebalan dari garis, lengkung atau patahnya garis, dan arah garis tersebut

Selain itu, arah garis dapat memberi kesan tambahan yang ditimbulkan oleh presepsi pengamatnya. Adapun uraiannya sebagai berikut :
  • Garis Horizontal akan menimbulkan kesan tenang, relaksasi, diam atau statis dan kesan melebar.
  • Garis Vertikal akan menimbulkan kesan stabil, menunjukkan wibawa, kekuatan dan menimbulkan kesan menginggi.
  • Garis Diagonal akan menimbulkan kesan dinamis, karena menunjukkan gerakan dan memberikan kesan gembira.

3. BENTUK

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar yang dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk dibagi menjadi bentuk dua dimensi dan tiga dimensi dan masing-masing bentuk mempunyai arti tersendiri. Dalam desain grafis, bentuk tidak hanya mendesifinisikan sebuah obyek tetapi juga bisa engkomunikasikan sebuah gagasan. Secara umum, bentuk dua dimensi dibagi dalam 3 kategori antara lain :
  • Bentuk Geometris, bentuk yang sangat umum dan terstruktur (kotak, persegi, segitiga, lingkaran, dan lainnya).
  • Bentuk Natural seperti bentuk hewan, tumbuhan dan manusia merupakan bentuk-bentuk yang tidak beraturan dan mudah berubah.
  • Bentuk Abstrak, yaitu bentuk natural yang disederhanakan, misalkan simbol pada fasilitas umum dan sebagainya.

Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
  1. Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
  2. Simbol yang direpresentasikan mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misal gambar orang, binatang (dalam bentuk sederhana) dan lainnya.
  3. Bentuk Nyata (Form) bentuk yang benar-benar mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek keseluruhan secara detail.





4.1 Pengertian Bitmap dan Vektor


Vektor adalah objek yang dibentuk oleh kombinasi hasil dari sebuah titik dan garis dengan menggunakan rumus matematika tertentu. Dengan begitu, maka akan terbentuk sebuah poligon yang berbentuk objek tertentu. Untuk lokasi yang terdapat pada gambar vektor dinamakan nodes atau control points. Lokasi tersebut berdasarkan sumbu x dan juga sumbu y yang ada di setiap bidang kerja.
Gambar vektor juga bisa ditambahkan atribut, misalnya kurva, bentuk, warna isi, garis ketebalan, dan lain sebagainya. Bagi Anda yang ingin membuat gambar vektor, maka Anda bisa mewujudkannya dengan memanfaatkan aplikasi untuk foto yang memang sudah terkenal dimana-mana. Beberapa aplikasi tersebut seperti Corel Draw, Adobe Photoshop, Macromedia FreeHand, dan lain-lain.
Ciri-ciri Vektor:
  • Gambar vektor adalah gambar yang terbentuk dari gabungan antara titik, warna, dan juga garis.
  • Ukuran gambar yang dimiliki oleh gambar vektor tidak ada kaitannya dengan kualitas gambar yang dimiliki dan ditampilkan. Hal ini karena ukurannya tidak ada hubungannya dengan resolusi gambar.
  • Ukuran gambar vektor lebih kecil jika dibandingkan dengan gambar bitmap.
  • Gambar vektor bersifat scalable. Dengan begitu, maka gambar tersebut tidak akan pecah meskipun dibesarkan atau di zoom in.
  • Jika gambar vektor ditampilkan ke layar, maka proses pemunculan gambar cenderung lebih lama.
  • Tampilan gambar vektor kurang natural dan kurang nyata. Akibatnya, gambar ini tidak bisa digunakan memproduksi suatu foto yang bersifat real atau nyata.
1. Kelebihan Gambar Vektor
Gambar vektor memiliki kelebihan diantaranya:
  • Anda bisa mengubah ukuran gambar sesuai dengan yang Anda inginkan tanpa harus menurunkan resolusi atau kualitas gambarnya. Dengan begitu, gambar tidak akan pecah ketika diperbesar.
  • Hasil gambar vektor bisa Anda cetak tanpa khawatir pecah.
  • Pengeditan dan pembuatan gambar vektor terbilang mudah dan menyenangkan.
  • Kapasitas penyimpanan untuk gambar vektor lebih efisien karena ukurannya yang lebih kecil.
2. Kekurangan Gambar Vektor
Kekurangan yang dimiliki oleh gambar vektor adalah seperti di bawah ini:
  • Grafis pada gambar vektor tidak bisa menampilkan gradasi dan gambar dengan tingkat natural atau realitas yang memang sesuai dengan kondisi gambar pada umumnya.
  • Ketika Anda ingin mengubah ke format bitmap, hasilnya Anda tidak dapat menunjukkan vektor utama.

Bitmap adalah Objek bitmap yang dibentuk oleh titik-titik dan kombinasi warna. Dalam grafik komputer, gambar bitmap merupakan struktur data yang mewakili susunan pixel warna yang ditampilkan di layar monitor, kertas atau media display lainnya. Secara teknis gambar bitmap digambarkan dengan lebar dan tinggi dalam pixel dan jumlah bit per pixel. Beberapa format gambar bitmap yang sering dijumpai: GIF, JPEG, BMP dan PNG.
Terdapat beberapa ciri yang dimiliki oleh bitmap:
  • Gambar bitmap merupakan jenis gambar yang tersusun dari berbagai titik pixel dengan warna yang terdapat di setiap pixelnya.
  • Gambar bitmap mempunyai gradiasi warna lebih luwes dan lebih nyata.
  • Gambar bitmap mempunyai ukuran file yang lebih besar jika dibandingkan dengan gambar vektor.
  • Jika Anda memperbesar gambar tersebut, maka gambar bitmap akan pecah.
  • Semakin tinggi resolusi yang ada pada gambar bitmap, maka gambar tersebut akan tambah bagus.
  • Proses penampilan gambar bitmap di layar monitor tidak memakan waktu yang lama.
1. Kelebihan Gambar Bitmap
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh gambar yang termasuk ke dalam bitmap, diantaranya:
  • Objek pada gambar bitmap memiliki bentuk yang natural dan dapat menangkap warna.
  • Bisa memberikan hasil dari gambar bitmap ke vektor dengan waktu yang cepat dan juga mudah. Selain itu, Anda juga bisa menentukan kualitas gambarnya sesuai dengan apa yang Anda inginkan.
  •  Jika Anda ingin memberikan efek pada gambar bitmap, maka bisa Anda lakukan dengan gampang. Inilah yang menjadi keuntungan utama dimana orang-orang akan denga mudah membuat sebuah gambar dengan tampilan yang seperti mereka inginkan.
2. Kekurangan Gambar Bitmap
Adapun beberapa hal yang termasuk kekurangan dari gambar bitmep adalah sebagai berikut:
  • Jika Anda ingin mengubah ukurannya, maka akan menimbulkan masalah karena terkadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
  • Gambar bitmap yang di zoom in atau diperbesar akan membuat gambar tersebut pecah.
  • Pada saat Anda selesai memberikan efek dan hendak mencetak gambar bitmap, maka detail dari gambar tersebut akan berkurang dan bahkan hilang. Namun hal ini terjadi ketika Anda ingin mencetak dengan resolusi yang tinggi.


Jumat, 10 Juli 2020

4.4 Testing untuk Volume Data / isi Hardisk pada server dan contoh

RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah teknologi yang menggabungkan beberapa HDD (bisa 2, 3, 4,  dst) menjadi satu dan terbaca sebagai 1 harddisk. Ada istilahnya RAID 0, RAID 1, RAID 1+0, RAID 2 dst yang akan menentukan jenisnya.
Sebagai perbandingan, bila sistem operasi yang digunakan adalah windows, maka drive pada RAID yang muncul hanya C saja. Beda halnya jika konfigurasi RAID tidak digunakan maka drive yang muncul adalah C, D dan E atau bahkan lebih (satu drive untuk satu harddisk) tergantung berapa banyak harddisk yang digunakan.
Tujuan RAID sendiri sebenarnya cuma ada 3, yaitu kecepatan data (stripping), keamanan data (mirroring) maupun keduanya.
Awalnya RAID hanya digunakan untuk server saja, dimana keamanan data & kecepatan sangat mutlak diperlukan. Dan untuk membuat konfigurasi RAID ini awalnya perlu RAID card tersendiri yang harganya sangat mahal. Namun beberapa tahun terakhir Intel menyelipkan fasilitas RAID controller kedalam chipset ICHxR mereka sehingga RAID bisa dinikmati oleh user lewat onboard controller pada motherboard.
RAID sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan, karena prinsip dasarnya RAID sebenarnya hanya ada 2, yaitu : stripping dan mirroring.
Stripping adalah membagi kerja 2 atau lebih hardisk untuk mengolah 1 data pada saat bersamaan. Jadi misalnya Anda menyimpan data sebesar 1GB di 2 HDD yang distripping, maka 2 hardisk itu akan menyimpan masing2 500GB. Demikian juga dengan loading data, 2 HDD tersebut akan kerja bersamaan untuk membaca data. Hasilnya adalah waktu yang jauh lebih singkat (2x lebih cepat).
Kelemahan stripping adalah jika salah satu dari array HDD macet, maka separuh data yang disimpan di HDD yang lainpun tidak akan bisa terbaca.
Nah, kalau Mirroring artinya Anda akan membackup data yang sama persis di HDD lain secara realtime. Jadi ini ditujukan untuk keamanan data. Kelemahannya adalah kerugian kapasitas. Misalnya Anda punya 2 x HDD 2TB yang dimirroring, maka itu artinya Anda hanya memiliki 2TB data dan 2TB data mirror. Beda dengan stripping yang artinya jika Anda memiliki 2x HDD 2 TB, maka kapasitas totalnya adalah 4 TB.
RAID yang umum digunakan untuk pengguna di rumah adalah RAID 0, RAID 1, dan RAID 0+1.
RAID 0 banyak memberikan keuntungan secara speed & ekonomis. Peningkatan kecepatan yang akan Anda dapatkan adalah sebanding dengan jumlah HDD yang Anda stripping. Jadi misalnya 4 HDD bisa 400MB/s kecepatannya. Berarti bisa mengalahkan kecepatan sebuah SSD yang hanya rata-rata 180 MB/s.
Tabel Level RAID
RAID0Level ini menerapkan stripping, tapi tidak mem-back-up data. Dengan demikian, kinerja PC bisa meningkat, kapasitas HDD meningkat 2x lipat, tetapi tak ada cadangan/backup data.
RAID1Level ini dikenal juga dengan nama mirroring. RAID1 membuat salinan data yang ada di harddisk lain sebagai back-up. Hal ini sangat berguna ketika data yang ada di harddisk adalah data yang sangat penting dan tidak boleh rusak. Akan tetapi, RAID1 tidak menawarkan peningkatan performa. Kinerja server maupun PC tetap biasa saja.
RAID2RAID2 menggunakan stripping antara harddisk yang digunakan. Hanya saja, beberapa harddisk digunakan untuk menyimpan informasi mengenai pemeriksaan error dan koreksi, Error Checking dan Correscting(ECC).
RAID3Tipe RAID ini menggunakan stripping dan menggunakan 1 harddisk untuk menyimpan informasi mengenai pariti (parity). RAID3 juga digunakan untuk mendeteksi adanya error. RAID3 berguna untuk sistem yang digunakan oleh 1 orang yang berisi data yang amat panjang.
RAID4RAID4 menggunakan stripe yang besar. Dengan demikian, sistem bisa membaca data dari 1 drive. Sistem yang meggunakan RAID4 bisa mengambil keuntungan dari adanya pembacaan data secara bersamaan.
RAID5Tipe RAID ini memiliki array parity. Semua penulisan dan pembacaan data dapat dilakukan bersamaan. RAID5 menyimpan data parity, tetapi tidak bisa melakukan back-up. RAID5 paling tidak butuh 3 harddisk. Tapi biasanya 5 harddisk yang digunakan.
RAID6Mirip dengan RAID5, tetapi memiliki pariti kedua yang tersebar di beberapa harddisk sehingga menawarkan back-up yang luar biasa.
RAID7RAID7 membuat sistem operasi sebagai controller, caching menggunakan jalur cepat.
RAID 0
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).

Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 1
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.

RAID 2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebihreliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.

RAID 3
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya.

RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).

RAID 5
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindaribottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.

RAID 6
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.


4.3. Testing untuk Security Data pada server dan contoh

Security Testing adalah teknik pengujian untuk menentukan jika sistem informasi melindungi data dan mempertahankan fungsi sebagaimana dimaksud. Dengan melakukan pengujian keamanan, Security Testing tidak menjamin bahwa sistem aman tetapi penting untuk menyertakan keamanan pengujian sebagai bagian dari proses pengujian. Hal ini juga bertujuan di memverifikasi 6 prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
  • Kerahasiaan
  • Integritas
  • Otentikasi
  • Otorisasi
  • Ketersediaan
  • Bebas-penyangkalan
ContohJejak keamanan di aplikasi berbasis web yang melibatkan langkah-langkah yang kompleks dan berpikir kreatif tetapi, attimes tes sederhana seperti di bawah ini dapat membantu mengekspos risiko keamanan paling parah. Berikut adalah tes keamanan sangat dasar yang siapa pun dapat melakukan pada aplikasi web:
  1. Login ke aplikasi web menggunakan user dan password yang sah.
  2. Keluar dari aplikasi web.
  3. Klik tombol kembali browser. Pastikan jika Anda diminta untuk login lagi atau jika Anda dapat kembali ke halaman login lagi.
Tujuan dari tes penetrasi juga disebut ethical hacking, adalah untuk mengevaluasi status keamanan saat ini itu sistem. Ini adalah serangan dikontrol yang menyingkap kelemahan keamanan dengan cara yang realistis.
Seperti kita terlibat dalam proses, dokumentasi harus tahap sehingga semua langkah yang diperlukan untuk mereproduksi serangan tersedia mudah yang merupakandasar untuk menerima laporan rinci pelanggan pada akhir dari tes penetrasi.
Fase-fase ini ulang iterated beberapa kali dalam fase pentest yang berjalan bergandengan tangan dengan normal SDLC.
Empat besar fase keamanan pengujian adalah sebagai berikut.
  • Foot Printing
  • Scanning
  • Enumeration
  • Exploitation